Untuk meredakan haus penasaran akan tingkah pengamen itu, saya mewawancarai teman kos yang juga berprofesi sebagai pengamen jalanan. Namanya Dewa. Dia mulai mengamen sejak kuliah di malang. Hampir setiap malam minggu dari jam 6 sampai jam 9, dia habiskan waktunya untuk mencari uang dengan mengamen di sekitar kampus-kampus yang ada di kota malang. Namun, dia bukan sembarang pengamen. Dia pengamen yang memiliki etika dan kesopanan. Selalu ramah penuh senyum ketika mengamen. Sabar jika tidak mendapat upah. Dia selalu memakai pakaian rapi ala anak muda gaul. Jauh dari kesan kotor dan kumuh. Membuat yang memandang merasakan kesejukan. Apalagi ditambah wangi parfum berkelas. Didukung pula dengan wajah cukup tampan yang mampu memikat siapa saja yang melihatnya.
Dia selalu menyanyikan lagu yang disesuaikan dengan tuan rumah. Jika tuan rumahnya adalah anak kos, dia akan membawakan lagu populer yang sedang up to date. Jika tuan rumahnya sudah agak tua, dia akan membawakan lagu romantis tahun ‘80an. Dia selalu membawakan lagu hingga selesai dan diberi pemanis improvisasi hasil belajar sendiri. Menambah merdu dan nyaring lantunan lagunya. Dia bertekad untuk menjadi pengamen yang mampu menghibur tuan rumahnya. Bukan hanya mengejar uang semata. Kepuasaannya didapat dari kebahagiaan orang yang mendengar lantunan lagunya. Memang, tak banyak yang bisa ia dapatkan dari hasil mengamen. Tapi cukup bangga bisa menghidupi diri sendiri dari hasil mengamen. Selain tentunya menyalurkan hobi menyanyinya.
Ada berbagai pengalaman menarik yang ia peroleh selama mengamen. Diantaranya adalah ketika mengetahui tuan rumah sepasang muda-mudi sedang bertengkar hebat, Dewa menyanyikan lagu Tangga berjudul Terbaik Untukmu. Dengan penuh pengahayatan dan dramatisasi tinggi serta diiringi air mata sedih penuh harap, “Maafkanlah bila ku selalu. membuatmu marah dan benci padaku. Kulakukan itu semua. Hanya untuk buatmu bahagia. Mungkin ku cuma tak bisa pahami. Bagaimana cara tunjukkan masksudku. Aku cuma ingin jadi terbaik untukmu.” .Dewa berhasil menguggah hati mereka dan membuat mereka berpelukan saling memaafkan. Ia mendapat uang seratus ribu dari pemuda itu. Lagu Dewa membuat mereka sadar akan keinginan untuk saling membahagiakan.
Dewa mendapatkan banyak hal dengan mengamen. Tak hanya mendapat uang, tapi juga kebahagiaan, Dia juga bertekad merubah pandangan orang mengenai buruknya profesi mengamen. Dengan menjadi pengamen sebenarnya. Pengamen sebagai pengamen. Bukan pengamen sebagai pengemis, yang hanya genjrang-genjreng tak jelas lalu pergi setelah mendapatkan uang.
2 komentar:
wah..wah..
tidak dapat disangka di zaman sekarang masih ada pengamen seperti itu..
salut buat Dewa..!!
setiap usaha yang dilakukan,asalkan dikerjakan dengan perasaan senang pasti hasilnya memuaskan..
sikap profesionalisme yang patut ditiru oleh generasi muda saat ini..
salut buat dewa,,,
berkreasilah,,
Posting Komentar